Senin, 22 April 2013

Meletusnya krakatau 1883 membuat Bulan Menjadi Biru




Krakatau adalah gunung berapi yang masih aktif dan berada di Selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatra. Gunung berapi ini pernah meletus pada tanggal 26 Agustus 1883. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat. Suara letusan Gunung Krakatau sampai terdengar di Alice Springs, Australia dan pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali dari bom atom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

sejarah geologi :


Veerbek (1885) mengemukakan bahwa kepulauan Krakatau, Sertung dan Panjang pada mulanya disebut sebagai “basal wreck” merupakan stratovolcano, andestic yang mengalami letusan dahsyat pada saat masih berupa Krakatau purba kira-kira 150.000 tahun yang lalu dengan kaldera berukuran diameter 11 km dan tinggi 2 km. Veerbek lebih lanjut mengemukakan bahwa gunung purba itu telah meletus dan menghilang pada masa prasejarah meninggalkan tiga pulau utama yaitu Rakata, Sertung dan Panjang serta bagian-bagian kecil yang disebut Polish Hat. Polish Hat tersebut terletak di dalam diameter kaldera dengan diameter sepanjang 7 km.

Dari studi deposit sedimentasi di sekitar Selat Sunda, Ninkovich (1979) memperkirakan bahwa letusan terbesar Krakatau purba terjadi sekitar 60.000 tahun yang lalu, walaupun ada beberapa pendapat yang meragukannya. Tercatat ada 7 peristiwa letusan di Selat Sunda yang berlangsung pada abad ke 9 sampai abad ke 16, ketika Krakatau dikenal sebagai Gunung api dimasa Dinasti Syailendra. Selama periode ini, kerucut basalt Rakata mencapai tinggi 800 m dan dua pulau vulkanik andesitik telah berkembang di dalam kaldera purba yang terletak pada satu garis. Escher (1919) mendukung pendapat Veerbek yang menyatakan bahwa pulau-pulau vulkanik tersebut tumbuh dan membentuk satu kesatuan pulau yaitu Krakatau dengan ukuran panjang kira-kira 9 km dan lebar 5 km. Kesatuan pulau Krakatau ini terdiri dari 3 gunung yaitu Rakata (822 m) pada bagian selatan, Danan (450 m) pada bagian utara dan Perbuatan (120 m) yang terdapat pada bagian paling utara.

Kepulauan Krakatau pada abad ke 17 memiliki penutupan hutan yang sangat baik dimana pada masa itu kayu dan sulfur secara teratur diambil dari sana. Pada tahun 1620, perusahaan Hindia Belanda membangun armada Angkatan Laut di pulau itu dan kemudian membangun pelabuhan kapal. Pada periode yang disebut Strombolian tahun 1680, aktivitas vulkanik berlangsung selama beberapa bulan dan gunung perbuatan aktif mengeluarkan lava andestik. Setelah periode itu, tidak ada lagi aktivitas lebih lanjut baik di darat maupun di laut hingga akhirnya muncul tanda akan adanya letusan gunung api pada bulan Mei 1883. Pada tanggal bulan agustus 1883 krakatau meletus dengan letusan yang sangat dahsyat. Menurut informasi, kekuatan letusan Krakatau pada tahun 1883 itu memiliki kekuatan 10.000 kali lebih besar dari ledakan bom atom di Hiroshima. Akibat letusan tersebut menimbulkan gelombang Tsunami setinggi ±40 m, mengakibatkan ±36.000 jiwa meninggal dan 165 desa hancur/hilang.

Setelah letusan itu Gunung Danan dan Perbuatan menghilang dan pada tahun 1927, dari tengah kaldera muncul gunung api baru yang sekarang dikenal sebagai anak Gunung krakatau. Saat ini tinggi anak gunung Krakatau lebih dari 300 m dpl dan diameter kira-kira 2 km.


Pulau Rakata, yang merupakan satu dari tiga pulau sisa Gunung Krakatau Purba kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Rakata yang terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunung api muncul dari tengah kawah, bernama Gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan Gunung Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang disebut Gunung Krakatau.


Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680 menghasilkan lava andesitik asam. Lalu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883. Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sunda. Ledakan kecil ini kemudian disusul dengan letusan-letusan kecil yang puncaknya terjadi pada 26-28 Agustus 1883.

sejarah Meletusnya krakatau tahun 1883 membuat Bulan Menjadi Biru, Kapan gunung krakatau meletus, Sejarah mencatat letusan dahsyat Gunung Krakatau pada Senin, 27 Agustus 1883. Para ilmuwan menyebut kekuatannya setara dengan 100 megaton bom nuklir atau setara 13.000 kali kekuatan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki. sungguh dahsyatnya

[B][size="4"]Dampak dari letusan gunung krakatau 1883[/size][/B]

Suaranya menggelegar, terdengar sampai 2.200 mil (3.500 km) sampai Australia dan 4.800 km di Kepulauan Rodrigues dekat Mauritius. Langit gelap beberapa hari setelahnya. Dua pertiga bagian gunung tenggelam ke dasar laut, dan menciptakan gelombang tsunami yang menewaskan puluhan ribuan orang. Ombak pasang terpantau sampai Selat Inggris






Letusan Krakatau juga menciptakan fenomena angkasa. Lewat abu vulkaniknya. Abu yang muncrat ke angkasa, membuat Bulan berwarna biru. Seperti dimuat situs Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA),
 beberapa partikel abu Krakatau, memiliki ukuran 1 mikron (atau satu per sejuta meter), ukuran yang tepat untuk menghamburkan warna merah, namun masih memberi peluang bagi warna lain untuk menerobos. Sinar Bulan yang bersinar putih berubah menjadi biru, kadang hijau.

Bulan berwarna biru bertahan bertahun-tahun pasca erupsi. Kala itu, tak hanya Bulan yang penampakannya berubah. Orang-orang saat itu juga menyaksikan Matahari berwarna keunguan seperti lavender. Dan untuk kali pertama kalinya, awan noctilucent, awan yang sangat tinggi, membiaskan cahaya pada senja ketika matahari telah tenggelam, mengiluminasi dan menyinari langit dengan sumber cahaya yang tak tampak.

Abu membuat senja seperti terbakar. "Orang-orang di New York, Poughkeepsie, dan New Haven sampai menghubungi pemadam kebakaran, karena terlihat seperti ada kebakaran," kata vulkanolog, Scott Rowland dari University of Hawaii.

Fenomena bulan biru juga terlihat pada 1983, setelah letusan gunung berapi El Chichon di Meksiko. Juga pasca letusan Mt. St Helens di tahun 1980 dan Gunung Pinatubo pada tahun 1991.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, mengatakan letusan dahsyat Krakatau 1883 adalah yang ke dua yang terpantau sejarah.


Sebelumnya, Krakatau pernah meletus pada tahun 1416. "Neneknya Anak Krakatau yang meletus, juga sampai menimbulkan tsunami," tambah dia.
Namun, tidak ada catatan pasti soal akibat letusan gunung yang diperkirakan setinggi 4.000 meter itu.






kapan dan Pada tahun berapa anak krakatau muncul ?

Pasca letusan 1883, Surono menambahkan, Krakatau lenyap. Lalu, muncullah Anak Krakatau pada tahun 1930-an. Sejak saat itu, si anak terus-menerus meletus. "Hanya pada tahun 1950-an, sedikit mengerem letusan, dua sampai empat tahun," tambah dia.
Hingga tahun 2005, ketinggian Anak Krakatau terpantau sekitar 315 meter.  Saat ini aktivitas Anak Krakatau sedang tinggi, gempa vulkanis terjadi ribuan kali setiap harinya. Namun, Surono meminta masyarakat tak panik. "Yang meletus anaknya, bukan ibunya."




Tidak ada komentar:

Posting Komentar