Senin, 11 Februari 2013

Jumlah, posisi lampu & daya listrik yang dibutuhkan. Rek. PLN

Jumlah, posisi lampu & daya listrik yang dibutuhkan. Rek. PLN


Jajaran lampu kristal menghidupkan ruang publik. Melengkapi keindahan interior masjid. Jumlahnya yang demikian banyak ada perhitungannya sendiri. Sehingga fungsional, estetis, juga hemat energi.
Optimalisasi Daya Listrik.
Perhitungan daya dipengaruhi beberapa faktor, seperti fungsi ruang ( untuk menentukan terang lampu ), jenis lampu ( mempengaruhi banyaknya cahaya yang dipancarkan ), dan jumlah armatur/ titik lampu ( agar distribusi cahaya lebih merata dan sesuai kebutuhan ). Daya listrik terpasang tak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan untuk setiap ruang.
Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.
( Titovianto, Pusdiklat Energi & Ketenagalistrikan ).
( SNI adalah standar konservasi energi sistem pencahayaan pada bangunan yang dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan untuk mencapai energi efesien. Standar ini dibuat oleh Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) yang bekerja sama dengan instansi terkait. Standar kebutuhan terang untuk rumah tinggal juga tersedia sehingga bila anda membutuhkannya untuk keperluan desain, anda bisa mendapatkannya di kantor BSN, Senayan, Jakarta ).
10 jam hemat energi, solar dan batubara juga dihemat.
Jika kita menghemat daya sebesar 100 watt selama 10 jam, maka kita menghemat energi sebesar 1000 watt-jam atau 1 kWh. Ini artinya menghemat energi pada pembangkit listrik sebesar 10 kali lipat, yaitu 10 kWh. Energi sebesar ini setara 0,75 liter solar atau 1,5 kg batubara. ( Pekik Argo Dahono/ Kompas ).
Contoh perhitungan :
Luas ruang makan : 5 m x 4 m = 20 m2. Daya lampu : 3 buah ( titik lampu ) x 15 watt = 45 watt. Daya : luas ruang = 45 : 20 = 2, 25 watt/m2  ( memenuhi syarat ).
Menentukan posisi lampu.

Anatomi lampu pijar, atau bohlam. Kawatnya akan putus setelah sekian ratus kali pemakaian. Sekitar 3 bulan.
Menghitung kebutuhan cahaya dalam ruangan memang tidak mudah. Untuk menentukan secara akurat, biasanya dilakukan oleh para profesional di bidang perlampuan. Namun, tak ada salahnya jika anda mengerti sedikit mengenai prinsip penentuan titik lampu. Perhitungan ini gunanya agar lampu yang digunakan jumlahnya pas dengan kebutuhan. Jika kurang atau berlebihan, selain boros, juga menyebabkan ketidaknyamanan di mata. Contoh berikut menggunakan downlight yang memiliki sudut cahaya 30°.
Hitung ketinggian plafon dan tinggi bidang kerja dari atas lantai. Misalnya, tinggi plafon 3 meter dan bidang kerja 80 cm. Yang dimaksud dengan bidang kerja adalah area yang paling banyak digunakan untuk berkegiatan di ruang tsb. Di ruang kerja, misalnya, kegiatan menulis dan membaca di atas meja, adalah yang paling sering dilakukan. Ketinggian meja tsb, nantinya menjadi patokan tinggi bidang kerja. Setelah itu dengan rumus Pythagoras anda bisa menghitung jarak antar titik lampu di ruang tsb.
Lumen adalah jumlah cahaya yang dihasilkan sebuah lampu. Lumen dipakai sebagai satuan kuat/ terang cahaya. Jarak antara permukaan meja dengan armatur lampu gantung tidak lebih dari 75 cm. Jarak yang lebih besar menyebabkan panas yang dikeluarkan lampu akan terasa saat orang akan berdiri. Jarak ideal antara titik penerangan lampu ( di plafon ) dengan lantai adalah 2,5 meter. Di ketinggian manapun lampu diletakkan, usahakan agar jarak ini terpenuhi, supaya terang lampu yang diterima ruang tidak berkurang.
Menghitung jumlah lampu & daya listrik
  • Arus cahaya disimbolkan Ø, satuannya lumen, rumusnya Ø = I x watt.
  • Kuat cahaya disimbolkan I, satuannya candle, rumusnya I = Ø watt
  • Kuat penerangan disimbolkan E, satuannya lux, rumusan E = Ø : A
  • A adalah luas bidang kerja. Ø = E x A. Untuk kantor 200-500. Untuk rumah 75 – 250.
Untuk sistem penerangan langsung dengan warna plafon dan dinding terang, CU ( coeffesien of utilization ) –nya 50-65 %. Light loss factor ( LLF ) = 0,7-0,8. LLF tergantung ; kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dll.
Rumus menghitung jumlah lampu :
Jumlah lampu ( N ) = kuat penerangan ( E ) x luas bidang kerja ( A )  dibagi  Ø lumen lampu x LLF x CU
Contoh perhitungan : ruangan kantor berukuran 20 x 10 x 3 m direncanakan memakai TL 4 x 40 watt dengan penerangan E = 300 lux. Hitung, jumlah lampu dan daya listrik yang dibutuhkan.
Penyelesaian : dari tabel,
Untuk 1 bh TL 40 watt, jumlah lumen = 40 x 75 = 3000 lumen. Untuk 4 TL 40 watt, jumlah lumen = 4 x 3000 = 12.000 lumen.
Dipilih CU 60 % dan LLF 0,8
Jumlah lampu yang dibutuhkan ( N ) = E x A  dibagi  lampu x CU x LLF  =       300 x 200 dibagi 12000 x 0,6 x 0,8  =  10,4
Jadi N = 11 buah 4 x TL 40 watt. Pemakaian watt untuk lampu TL 40 watt termasuk ballast = 50 watt. Jumlah beban dari lampu = 11 x 4 x 50 watt = 2200 watt. Untuk stop kontak peralatan kantor diperhitungkan 20 % dari beban lampu = 20 % x 2200 watt = 440 watt. Total kebutuhan watt = 2640 watt, atau watt/m2 = 13, 4. Untuk perumahan, jumlah stop kontak diperhitungkan masing2 satu buah @ 100 watt pada kamar tidur, ruang tamu dan dapur. Daya cadangan listrik ( generator set diesel ) harus dapat melayani emergency load. Rumusnya :
Cavity Ratio ( CR ) = 2,5 x area of cavity wall dibagi area of work plane
Tagihan listrik dari mana ?
Pilih bohlam atau neon ? CFL bisa mengurangi tagihan listrik. Apalagi jika tak lupa mematikan lampu setelah selesai menggunakan ruangan. Memang harga awal lebih mahal, tapi jika awet dan konsumsi listriknya lebih rendah, kita bisa berhemat berkali-kali lipat.
Perhitungan rekening listrik dari PLN dilakukan melalui besar pemakaian kWH atau stand meter ( awal – akhir, dalam satuan kWH ). Penggolongan tarif didasarkan besar kebutuhan daya, mulai skala rumah tangga, sampai industri besar. Simulasi rekening bisa diakses di situs www.pln.co.id.
Di situs ini, kita dapat menghitung biaya tagihan, berapa biaya pasang baru atau mengubah daya listrik. R1 ( 900, 1300 ) dikategorikan rumah tangga kecil, bea beban dibagi atas blok2. R2 ( 3500 ) dikategorikan rumah tangga menengah, bea beban tidak dibagi blok konstan dengan nilai yang lebih tinggi. ( Serial Rumah ).

Selasa, 05 Februari 2013

Cara hitung feet, inch ke meter dan sebaliknya


Untuk konversi ukuran meter (m) atau centimeter (cm), ke atau dari feet (kaki) dan inch (inci) bisa dilakukan. Meskipun feet tersebut biasa disebut dengan kaki. Misalnya tingginya 6 kaki atau tingginya 6 feet. Jadi feet itu sebuah ukuran baku dan jangan beranggapan bahwa feet itu adalah sebuah ukuran kaki, yang panjangnya tidak tentu dan berdasarkan perkiraan saja. Ukuran feet ini sering dipakai di negara Inggris atau Amerika. Sementara itu di Indonesia, jarang sekali ditemukan pengukuran dengan menggunakan feet, rata-rata yang digunakan adalah meter atau centimeter. Sehingga telinga kita tidak familiar dengan ukura feet ini.

Misalnya saja, begitu kita mendengar seseorang dengan tinggi 160 cm, maka kita akan segera bisa memperkirakan tinggi orang itu, karena kita familiar dengan ukuran menggunakan centimeter. Sedangkan jika kita mendengar tinggi orang 5 feet, atau 5 kaki, tentu banyak orang Indonesia yang kebingungan memperkirakan tinggi orang tersebut.

Inilah rumus konversi feet dan inci dari atau ke meter:
1 feet = 0,3048 meter, atau
1 meter = 3,2808 feet
1 feet = 12 inch
1 inch = 0,0833 feet
1 meter = 39,3696 inch
1 inch = 0,2734 meter

Sedangkan untuk ukuran centimeter (cm), caranya adalah meter dibagi seratus, karena 1 m = 100 cm.

Feet biasanya ditulis dengan tanda ( ' ), sedangkan untuk inch biasa diberikan tanda ( " ). Contohnya adalah angka 8'35", artinya adalah 8 feet 35 inch. Perhitungan lain adalah misalnya kita menghitung tinggi seseorang 178 cm, ke dalam perhitungan feet dan inch. Langkah perhitungannya adalah sebagi berikut:

178 cm = 1,78 m
1,78 m = 5,839824 feet (hasil dari 1,78 x 3,2808)

Kemudian untuk desimal yang dibelakang (0,839824) harus dijadikan inci, karena satuannya masih feet. Caranya adalah sebagi berikut.

0,839824 feet = 10,077888 inch (hasil dari 0,839824 x 12)
Dibulatkan menjadi 10 inch.

Jadi penulisan tinggi orang tersebut dalam feet dan inch adalah 5'10" (5 kaki 10 inci), tinggi itu sama dengan 178 cm. Begitulah cara perhitungannya, anda bisa mencoba dan melatih sendiri perhitungan tersebut.

Rumus menghitung jarak nonton TV yang aman dan sehat untuk mata


mata lentik Rumus menghitung jarak nonton TV yang aman dan sehat untuk mata
Televisi sering dijadikan kambing hitam rusaknya indera penglihatan pada anak-anak yang gemar menonton TV. Para orang tua biasanya hanya mengatakan “nonton TV jangan dekat-dekat” tanpa menjelaskan secara detil sedekat atau sejauh apa si anak seharusnya menonton TV.
Ternyata untuk menghitung jarak aman menonton TV, ada rumus untuk menghitung jarak aman menontonnya agar tidak berefek buruk terhadap mata kita. Rumus inipun juga berlaku secara internasional. Bagaimana rumus tersebut?
Rumus jarak aman nonton TV = Ukuran layar televisi (inchi) x 5
Apa yang dimaksud dengan Ukuran layar televisi yang biasa diukur dalam satuan inchi? Ukuran layar televisi adalah jarak diagonal layar dari ujung layar kiri atas ke ujung layar kanan bawah.
Nah berikut ini jarak aman menonton TV berdasarkan rumus tersebut dan hanya terpaut dari ukuran layar televisi yang populer di Indonesia:
  • 14 inchi = 1,78 meter
  • 17 inchi = 2,16 meter
  • 20 inchi = 2,54 meter
  • 21 inchi = 2,67 meter
  • 29 inchi = 3,67 meter
  • 32 inchi = 4,07 meter
  • 50 inchi = 6,35 meter
Selain itu, jika anda memiliki TV diluar ukuran diatas, maka silahkan hitung sendiri dengan mengalikan diagonal layar dengan 5, lalu dikali lagi dengan 0,0254. Sebab 1 inchi adalah 0.0254 meter.